• Edukasi
  • /
  • Artikel
  • /
  • Mengapa Penting Siapkan Dana Darurat? Ini Cara Menghitungnya secara Tepat

Mengapa Penting Siapkan Dana Darurat? Ini Cara Menghitungnya secara Tepat

Dana darurat merupakan alokasi dana yang penting untuk dipersiapkan untuk antisipasi hal-hal yang tak terduga. Bagaimana cara menghitung dana darurat?

E

Editor Hartaku

Content Writer

17 November 2025

Mengapa Penting Siapkan Dana Darurat? Ini Cara Menghitungnya secara Tepat

Dalam mengalokasikan pendapatan, fokus kita terkadang hanya pada kebutuhan pokok seperti tempat tinggal, makan, biaya sekolah, dan biaya cicilan. Padahal, komponen dana ini sangat penting untuk diperhatikan.

Dana tersebut adalah dana darurat. Dana darurat merupakan antisipasi atau bisa disebut 'bantalan' saat Anda terjatuh.

Dana darurat adalah dana yang perlu disiapkan untuk digunakan dalam kondisi-kondisi yang genting. Namun, tidak semua orang perlu menyiapkan dana ini.

Jika Anda merasa pendapatan masih pas-pasan dan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, maka dana darurat bisa dipertimbangkan kembali. Namun, jika Anda masih punya sedikit simpanan atau lebih, maka dana darurat perlu diprioritaskan.

Mengapa Penting Memiliki Dana Darurat?

Mengutip buku Membangun Aset 300 Kali Gaji (2023), dana darurat perlu disiapkan karena pada dasarnya kita sebagai manusia selalu bertemu dengan masalah-masalah yang tidak pernah terduga. Dana darurat dialokasikan untuk kondisi genting dan mendesak.

Jika Anda memiliki dana darurat, maka kondisi tabungan atau aset lain yang Anda miliki bisa aman. Jika ada pengeluaran yang mendesak, maka dana darurat bisa jadi pilihannya.

Dana darurat bisa membantu tabungan impian Anda tidak terganggu. Selain itu, kondisi keuangan Anda juga bisa lebih rapi dan terprediksi.

Manfaat Menyiapkan Dana Darurat

Dana darurat memang tidak termasuk ke dalam alokasi pendapatan yang utama. Jika Anda masih memiliki sisa dari alokasi tersebut alangkah baiknya dimasukkan ke dalam dana darurat, alih-alih dibelanjakan secara konsumtif.

Memang apa manfaat jika kita memiliki dana darurat? Berikut di antaranya:

  1.   Antisipasi Sakit atau Kecelakaan

Sakit adalah sesuatu yang tidak bisa diprediksi dari jauh-jauh hari. Begitu juga dengan kecelakaan, tidak ada satu orang pun yang menginginkannya.

Menyiapkan dana darurat bukan berarti kita mengharapkan hal itu terjadi. Namun, jika kemungkinan terburuk itu datang, dana darurat bisa penyelamat.

Jika sakit atau kecelakaan yang Anda alami mengharuskan perawatan di rumah sakit, Anda tidak perlu banyak berpikir lagi. Dana darurat sudah siap memastikan biaya rawat inap aman, dan tidak mengganggu tabungan masa depan Anda.

Bagaimana jika sudah memiliki asuransi, apakah dana darurat masih berfungsi? Tidak semua asuransi menjamin dana bisa langsung cair ketika dibutuhkan. Oleh karena itu, dana darurat bisa menjadi cadangan untuk sementara waktu.

  2.   Memperbaiki Barang dan Aset

Tak hanya untuk kebutuhan jiwa, dana darurat juga bisa digunakan untuk memperbaiki barang, aset atau rumah yang rusak karena musibah. Misalnya, atap runtuh karena hujan atau kaca rusak karena maling.

Hal-hal itu tentunya harus diprioritaskan dan segera diperbaiki. Dalam kondisi tersebut, Anda bisa menggunakan dana darurat.

Namun perlu diingat, barang atau aset yang rusak merupakan barang-barang penting. Jangan sampai dana darurat dipakai untuk mengganti barang-barang konsumtif.

  3.   Kehilangan Pekerjaan 

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah hal yang bisa terjadi saat perusahaan tengah mengalami krisis. Setiap karyawan harus bersiap dengan hal tersebut meskipun kemungkinannya kecil.

Dalam kondisi seperti itu, dana darurat bisa dijadikan dana untuk cadangan kebutuhan selama beberapa lama. Tanpa adanya dana darurat, Anda akan kewalahan jika selama menganggur tidak ada pegangan.

Terutama bagi yang memiliki tanggungan keluarga. PHK akan menjadi mimpi buruk. Hal itu tidak akan terlalu menakutkan jika dana darurat sudah disiapkan.

  4.   Terhindar dari Tunggakan Tagihan

Jika keadaan-keadaan di atas terjadi, urusan tagihan bisa jadi terganggu. Alokasi dana Anda harus diprioritaskan untuk kebutuhan recovery, renovasi, atau pemenuhan kebutuhan makan.

Pembayaran cicilan bulanan bisa saja menunggak karena kondisi tersebut. Namun, jika Anda memiliki dana darurat, cicilan tersebut bisa diatasi.

Lebih buruknya, cicilan biasanya akan menghasilkan denda jika terlambat membayar. Jika Anda dalam kondisi terhimpit, maka pakailah dana darurat untuk memenuhi hutang tersebut agar tidak bertambah menjadi semakin tinggi.

  5.   Terhindar dari Hutang

Saat ini, metode pembayaran cicilan atau paylater memang sudah lazim. Tak sedikit orang memutuskan pembayaran tersebut bukan karena gaya hidup melainkan kebutuhan darurat.

Akan sangat disayangkan, jika kebutuhan darurat dipenuhi lewat cicilan tersebut. Misalnya, Anda baru saja mengalami musibah laptop rusak karena terjatuh.

Padahal, laptop tersebut sangat diperlukan untuk Anda bekerja sehari-hari. Mau tidak mau, Anda harus membeli laptop baru.

Jika Anda mempunyai dana darurat, maka hal tersebut tidak akan terlalu jadi masalah. Sebaliknya, jika Anda tidak memiliki dana darurat, bisa saja berakhir pada berhutang atau membelinya menggunakan paylater.

Memang, tidak ada salahnya meminta bantuan kepada teman untuk meminjam uang. Namun, akan lebih baik dan nyaman jika dana daruratlah yang membantu Anda.

Cara Menghitung Dana Darurat yang Tepat

Menghitung dana darurat bukanlah sesuatu yang sulit seperti menghitung dana yang harus dikeluarkan untuk dana darurat. Besaran dana darurat harus disesuaikan dengan besar penghasilan dan besar pengeluaran.

Misalnya, jika Mamat memiliki pengeluaran sebesar Rp 30 juta dan penghasilan Rp 50 juta, maka tentunya ada sisa sebesar Rp 20 juta yang bisa dialokasikan untuk dana lain termasuk dana daurat.

Akan tetapi, jika Mamat juga memiliki pengeluaran Rp 50 juta per bulan, maka dana darurat tidak perlu dilaksanakan. Mamat bisa menustaskan pembiayaan yang saat itu juga harus dibereskan.

Besaran dana darurat bisa disesuaikan dengan seberapa sanggup Anda menyisihkan. Jika Anda memiliki kasus seperti Mamat yang memiliki sisa uang Rp 20 juta, maka sebesar Rp 1-5 juta dan seterusnya bisa dialokasikan untuk dana darurat yang dikumpulkan setiap bulan.

Sisanya bisa dialokasikan untuk tabungan Rp 5-10 juta dan sisanya untuk bersedekah atau keperluan lainnya. Lalu, bagaimana jika penghasilan Anda terbatas?

Jika Anda hanya memiliki misalnya Rp 100 ribu sebagai sisa dari selisih penghasilan dan pengeluaran, jumlah tersebut juga bisa dimasukkan ke dalam dana darurat. Jika dihimpun secara rutin tiap bulan, maka bisa memiliki jumlah yang lumayan suatu hari.

Apakah Dana Darurat Bisa Disatukan sebagai Investasi?

Dana darurat sudah jelas berbeda dengan investasi. Sehingga keduanya lebih baik tidak disamakan.

Meski demikian, Anda tetap bisa menggunakan dana investasi sebagai dana darurat.  Namun, Anda harus memilih investasi yang tepat.

Jika Anda menganggap bahwa deposito adalah dana darurat, Anda harus memikirkannya terlebih dahulu. Prinsip demikian bisa jadi keliru, karena pada dasarnya dana darurat adalah dana yang harus siap digunakan kapan saja.

Sementara deposito hanya bisa ditarik dalam periode tertentu. Sebaiknya, dana darurat disimpan di rekening bank sebagai tabungan biasa.

Akan tetapi, jika investasi yang dimaksud adalah aset-aset yang bisa langsung dijual atau dicairkan, maka bisa jadi juga dana darurat. Misalnya reksa dana. Aset tersebut bisa langsung Anda cairkan jika momennya tepat.

Rekomendasi Instrumen Dana Darurat

Berikut adalah beberapa instrumen yang cocok sebagai dana darurat:

  1.   Rekening Tabungan Bank

Rekening tabungan bank adalah tempat yang cocok untuk menyimpan dana darurat. Simpanlah dana darurat di bank tanpa menjadikannya deposito atau produk lain.

Suatu saat Anda membutuhkannya untuk suatu yang mendesak, Anda hanya perlu pergi ke ATM atau teller bank untuk menarik uangnya. Namun, kelemahan menyimpan dana darurat di rekening tabungan adalah berisiko mengalami penurunan nilai uang.

Inflasi bisa membuat hal itu terjadi. Walaupun inflasi bisa mengintai, tapi masih cukup aman jika Anda menaruh dana darurat di rekening tabungan.

  2.   Reksadana

Dibandingkan deposito, Anda bisa lebih memilih reksadana sebagai instrumen untuk menyiapkan dana darurat. Instrumen ini tergolong rendah risiko.

Misalnya, Anda mulai berinvestasi reksadana dengan nominal Rp 1.000.000 di beberapa marketplace. Jika tiga hari kemudian Anda membutuhkan dana itu, maka Anda bisa mencairkannya sekitar 3 hari kerja.

Waktu tersebut tergolong lebih rendah jika dibandingkan dengan deposito atau instrumen investasi lainnya. Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan return yang cukup besar.

  3.   Emas

Emas bisa dikatakan sebagai instrumen menaruh dana darurat yang minim risiko. Emas adalah aset yang bisa Anda jual kapan pun.

Anda hanya memerlukan waktu beberapa jam saja untuk segera menjual emas dan menukarnya menjadi uang. Keuntungan tersebut cocok jika Anda ingin mengumpulkan dana darurat lewat emas.

Namun, Anda jangan berharap menaruh lewat emas akan menghasilkan keuntungan. Harga emas bisa naik dan turun tergantung kondisi pasar.

Meski begitu, Anda tak perlu terlalu khawatir. Harga emas bisa turun dan naik dengan skala yang kecil.

Sumber: https://books.google.co.id/books?id=TJXgEAAAQBAJ&pg=PA92&dq=dana+darurat&hl=en&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwiB2rSSlcuPAxXBzDgGHdiIPYAQ6AF6BAgOEAM#v=onepage&q=dana%20darurat&f=false