• Edukasi
  • /
  • Artikel
  • /
  • Lebih Penting Mana, Dana Darurat atau Investasi? Simak Penjelasannya

Lebih Penting Mana, Dana Darurat atau Investasi? Simak Penjelasannya

Merencanakan keuangan penting dilakukan untuk menjamin masa depan Anda. Namun, untuk mulai merencanakannya biasanya seseorang dihadapkan pada pertanyaan klasik, lebih baik mendahulukan dana darurat atau langsung berinvestasi?

E

Editor Hartaku

Content Writer

18 November 2025

Lebih Penting Mana, Dana Darurat atau Investasi? Simak Penjelasannya

Keduanya memang sama-sama penting, tapi mempunyai fungsi yang sangat berbeda. Dana darurat bisa disebut sebagai “pelindung pertama” saat situasi mendesak, sedangkan investasi digunakan untuk meningkatkan kekayaan dalam jangka menengah hingga panjang.

Terlebih di era sekarang, keperluan hidup semakin beragam, seperti harga barang terus naik, disertai risiko ketidakpastian yang semakin besar. Jika perencanaan tidak tepat, kondisi finansial saja cepat terguncang. 

Oleh karena itu, sinilah peran dana darurat menjadi penting. Keberadaannya akan memberikan rasa aman dan menghindarkan seseorang dari jeratan hutang saat keadaan darurat. 

Begitu juga investasi, tidak kalah penting. Investasi hanya mengandalkan tabungan dan tidak cukup untuk menghadapi inflasi di masa depan.

Dalam artikel ini akan membahas secara mendetail perbedaan antara dana darurat dan investasi, serta menguraikan mengapa keduanya perlu disusun dalam urutan yang tepat. Dengan memahami prioritas, Anda bisa membangun pondasi finansial yang lebih kuat sekaligus menyiapkan masa depan yang sejahtera.

Apa Itu Dana Darurat?

Menngutip laman media Kementerian Keuangan, dana darurat merupakan sejumlah uang yang disiapkan secara khusus untuk menghadapi kondisi tak terduga yang bisa mempengaruhi kestabilan keuangan seseorang atau keluarga. Dana darurat berbeda dengan tabungan rutin maupun investasi, karena tujuan utamanya adalah memberikan perlindungan finansial ketika terjadi keadaan mendesak.

Misalnya kehilangan pekerjaan, sakit mendadak, kecelakaan, hingga kerusakan aset penting. Dengan adanya dana darurat, seseorang dapat menghindari penggunaan utang dengan bunga tinggi atau hingga menjual aset secara terburu-buru.

Biasanya dana darurat adalah mudah diakses atau bersifat likuid. Artinya, dana darurat lebih baik disimpan dalam instrumen keuangan yang aman sehingga bisa dicairkan dengan cepat, layaknya tabungan atau deposito jangka pendek. 

Perlu diingat, dana darurat juga tidak boleh tercampur dengan dana lain seperti untuk kebutuhan sehari-hari. Hal itu supaya penggunaannya tetap sesuai tujuan, yakni sebagai penyangga saat terjadi krisis.

Besar dana darurat yang pas tergantung dengan kondisi individu maupun keluarga. Beberapa pakar keuangan menyarankan agar jumlah dana darurat sekitar tiga hingga dua belas kali pengeluaran bulanan. 

Sementara bagi seseorang yang masih lajang dan belum memiliki tanggungan, dana darurat bisa disisihkan sebesar tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan biasanya cukup. Akan tetapi, bagi yang sudah menikah atau mempunyai anak, jumlah dana darurat bisa disesuaikan bahkan lebih besar karena risiko yang mungkin dihadapi juga akan semakin besar.

Selain berguna secara finansial, dana darurat juga memberikan manfaat besar bagi psikologis. Dengan memiliki cadangan dana, seseorang akan merasa lebih tenang dan tidak terlalu cemas menghadapi kejadian tak terduga. 

Hal ini membuat perencanaan keuangan menjadi lebih sehat dan berkesinambungan. Secara keseluruhan, dana darurat merupakan fondasi penting dalam manajemen keuangan pribadi. 

Dengan mempersiapkan sedari awal, Anda dan keluarga akan akan lebih siap menghadapi berbagai ketidakpastian tanpa harus mengorbankan keperluan pokok atau stabilitas finansial jangka panjang.

Perbedaan Dana Darurat dan Investasi

Dalam dunia manajemen dan keuangan, istilah dana darurat dan investasi ini sering muncul. Keduanya sama-sama bertujuan untuk mencapai stabilitas finansial, tetapi memiliki tujuan, fungsi, hingga karakteristik yang berbeda. 

Dengan memahami perbedaan keduanya, maka akan membantu seseorang mengatur keuangan secara lebih terarah dan efektif. Memangnya, apa perbedaan antara keduanya?

Dana darurat telah dijelaskan di atas dan bisa didefinisikan kembali sebagai sejumlah uang yang disiapkan khusus untuk menghadapi keadaan tak terduga. Situasi darurat yang dimaksud bisa berupa kehilangan pekerjaan, tiba-tiba mendadak, mengalami kecelakaan, atau kerusakan aset yang dianggap penting. 

Dana darurat sudah seharusnya mudah dicairkan sehingga dapat langsung digunakan saat dibutuhkan. Pada umumnya, dana darurat disimpan dalam bentuk tabungan atau instrumen keuangan yang aman dan likuid, misalnya rekening tabungan di bank atau deposito jangka pendek.

Besaran dana darurat ideal berbeda bagi setiap orang, bergantung pada pengeluaran bulanan, status pernikahan, dan jumlah tanggungan. Lalu, bagaimana dengan investasi?

Sementara itu, investasi adalah upaya menempatkan sejumlah dana pada instrumen tertentu dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa depan. Bentuk investasi beragam, mulai dari saham, obligasi, reksa dana, emas, hingga properti. 

Berbeda dengan dana darurat, investasi tidak ditujukan untuk kebutuhan mendesak, melainkan untuk menumbuhkan nilai kekayaan dalam jangka menengah hingga panjang. Investasi biasanya mengandung risiko, dan hasilnya tidak bisa langsung diperoleh sewaktu-waktu. 

Misalnya, harga saham atau properti bisa naik dan turun. Namun, dengan perencanaan yang matang, investasi mampu memberikan imbal hasil lebih besar dibandingkan sekadar menabung.

Dana darurat berfungsi sebagai perlindungan finansial jangka pendek, yakni menutup kebutuhan mendesak akibat kondisi tak terduga.

Investasi bertujuan menumbuhkan nilai kekayaan dan membantu mencapai tujuan keuangan jangka menengah atau panjang, seperti membeli rumah, membiayai pendidikan, atau mempersiapkan pensiun.

Agar lebih jelasnya, berikut perbedaan antara dana darurat dan investasi:

Perbedaan Dana Darurat dan Investasi

Aksesibilitas dan Likuiditas

Dana darurat harus sangat likuid, artinya mudah diambil kapan saja tanpa penurunan nilai. Investasi umumnya kurang likuid. Beberapa instrumen seperti saham bisa cepat dijual, tetapi harga dapat berfluktuasi. Sementara itu, properti membutuhkan waktu lama untuk dicairkan.

Imbal Hasil

Dana darurat tidak berfokus pada keuntungan, melainkan pada keamanan dana. Bunga atau hasil dari tabungan biasanya sangat kecil.

Investasi berfokus pada pertumbuhan aset. Hasilnya bisa jauh lebih besar dibanding tabungan, meski tidak terlepas dari potensi kerugian.

Risiko

Dana darurat ditempatkan pada instrumen yang minim risiko, bahkan hampir tanpa risiko, karena fungsinya sebagai cadangan aman. Investasi memiliki risiko bervariasi sesuai instrumen. Risiko ini sejalan dengan potensi keuntungan, semakin tinggi risiko, biasanya semakin besar pula peluang imbal hasil.

Peran dalam Keuangan Pribadi

Dana darurat berperan sebagai pondasi atau jaring pengaman. Tanpa dana darurat, seseorang berisiko terpaksa berhutang saat krisis.

Investasi menjadi sarana membangun masa depan finansial yang lebih mapan, setelah pondasi berupa dana darurat terpenuhi.

Keterkaitan antara Dana Darurat dan Investasi

Meskipun berbeda, dana darurat dan investasi saling melengkapi. Dana darurat sebaiknya dipenuhi terlebih dahulu sebelum mulai berinvestasi. Hal ini karena investasi tanpa dana darurat bisa berbahaya; jika tiba-tiba membutuhkan uang, investor mungkin terpaksa mencairkan investasinya di waktu yang kurang tepat sehingga berpotensi merugi.

Sebaliknya, hanya mengandalkan dana darurat tanpa berinvestasi juga tidak ideal. Nilai uang akan tergerus inflasi, sehingga perlu ada strategi untuk menumbuhkan kekayaan jangka panjang melalui investasi.

Dana darurat dan investasi adalah dua komponen penting dalam perencanaan keuangan, namun dengan peran yang berbeda. Dana darurat berfungsi sebagai cadangan likuid untuk menghadapi situasi mendesak, sementara investasi bertujuan meningkatkan nilai aset di masa depan. 

Keduanya tidak saling menggantikan, melainkan saling melengkapi. Dengan memahami perbedaan dan menempatkannya secara proporsional, seseorang dapat membangun keuangan yang lebih stabil sekaligus memiliki peluang pertumbuhan di masa mendatang.

Lebih Baik Mendahulukan Dana Darurat atau Investasi?

Dalam perencanaan keuangan pribadi, sering muncul pertanyaan: lebih baik mendahulukan dana darurat atau langsung berinvestasi? Keduanya sama-sama penting, namun prioritas utama sebaiknya adalah menyediakan dana darurat terlebih dahulu.

Dana darurat berfungsi sebagai benteng pertama ketika menghadapi situasi tak terduga, misalnya sakit mendadak, kehilangan pekerjaan, atau kerusakan aset penting. Tanpa dana cadangan, seseorang berisiko harus menggunakan utang berbunga tinggi atau mencairkan investasi di waktu yang salah. 

Hal ini justru bisa merugikan dan mengganggu kestabilan finansial. Oleh karena itu, dana darurat dianggap sebagai pondasi sebelum melangkah ke tahap berikutnya.

Investasi, di sisi lain, bertujuan menumbuhkan kekayaan dan mencapai tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah, membiayai pendidikan anak, atau mempersiapkan pensiun. Namun, investasi juga memiliki risiko. 

Nilai aset bisa naik turun, sehingga tidak selalu bisa dicairkan dengan cepat sesuai kebutuhan. Jika kebutuhan mendesak muncul sementara dana darurat belum tersedia, maka investasi bisa terpaksa dijual dalam kondisi merugi.

Dengan demikian, strategi keuangan yang sehat adalah membangun dana darurat lebih dulu hingga mencapai jumlah ideal, umumnya tiga sampai enam kali pengeluaran bulanan bagi individu, atau enam hingga dua belas kali bagi keluarga. Setelah kebutuhan ini terpenuhi, barulah seseorang bisa lebih leluasa mengalokasikan sebagian pendapatan ke berbagai instrumen investasi sesuai tujuan dan profil risikonya.

Kesimpulannya, dana darurat adalah prioritas utama karena memberikan rasa aman dan perlindungan finansial. Setelah pondasi ini kuat, investasi dapat dilakukan untuk membangun masa depan yang lebih sejahtera dan bebas dari kekhawatiran.

sumber:

https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/dana-darurat-apakah-penting

https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/investasi-tren-baru-anak-muda-indonesia-yang-melek-finansial