Cara Investasi Saham Modal Kecil yang Aman Bagi Pemula, Mulai 100 Ribu
Mulai investasi saham sekarang tidak perlu nunggu modal besar. Cukup dengan Rp100 ribu, kamu sudah bisa jadi investor resmi di Bursa Efek Indonesia. Yuk pelajari caranya agar tetap aman dan cocok buat pemula!
Editor Hartaku
Content Writer
23 September 2025

Saat mendengar kata investasi, mungkin masih banyak yang mengira kalau harus menyiapkan modal yang besar dulu baru bisa mulai. Padahal, zaman sekarang sudah beda cerita. Investasi saham yang dulu identik dengan “mainan orang kaya” sekarang bisa banget dimulai dengan modal kecil, bahkan cuma 100 ribuan saja. Jadi buat kamu yang masih mikir “ah, investasi saham itu mahal”, sebenarnya sudah tidak relevan lagi.
Saham sendiri adalah instrumen investasi yang cukup populer karena bisa kasih keuntungan menarik dalam jangka panjang. Tapi memang, di balik potensi cuannya, ada resiko juga yang harus dipahami. Maka dari itu, penting banget buat belajar dari dasar dulu, termasuk tahu berapa modal minimal, contoh jenis saham yang bisa dibeli dengan modal kecil, sampai cara investasi saham modal kecil yang aman untuk pemula. Yuk kita bahas satu per satu.
Berapa Modal Minimal untuk Berinvestasi Saham?
Sebelum tahun 2016, investor yang mau beli saham harus membeli dalam satuan lot berisi 500 lembar. Kebayang kan, kalau harga sahamnya Rp2.000 per lembar, maka sekali beli butuh Rp1 juta. Itu baru satu emiten saja. Tidak heran kalau dulu saham terasa eksklusif buat kalangan tertentu.
Tapi setelah aturan berubah, sekarang 1 lot hanya berisi 100 lembar saham. Nah, ini yang bikin investasi saham jadi makin terjangkau. Contohnya, kalau ada saham dengan harga Rp1.000 per lembar, maka untuk membeli satu lot (100 lembar) kamu hanya perlu modal sekitar Rp100 ribu.
Dengan kata lain, modal minimal untuk berinvestasi saham sekarang bisa mulai dari seratus ribuan.
Bahkan ada beberapa saham yang harganya cuma Rp50 per lembar. Kalau dikalikan 100 lembar, modalnya cuma Rp5.000 per lot. Memang sih, harga saham murah bukan berarti bagus, tapi ini menunjukkan bahwa pintu masuk ke dunia investasi saham sekarang benar-benar sudah terbuka lebar untuk siapa saja.
Jadi, kamu tidak perlu nunggu punya modal jutaan dulu. Mulai dengan nominal kecil juga sah-sah saja, yang penting konsisten dan paham ilmunya.
Contoh Jenis Saham yang Bisa Dibeli dengan Modal Kecil
Nah, setelah tahu modal minimalnya, pasti muncul pertanyaan: “kalau cuma punya modal kecil, saham apa sih yang bisa dibeli?”
Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) punya variasi harga yang beragam, dari ratusan sampai puluhan ribu per lembar. Beberapa contoh jenis saham dengan harga terjangkau antara lain:
Saham blue chip dengan harga menengah
Saham blue chip biasanya memang harganya tinggi, tapi ada juga yang relatif masih ramah di kantong. Ada saham-saham perbankan yang sesekali turun ke level harga rendah, atau emiten besar lain yang masih dijual dengan harga di bawah Rp1.000 per lembar. Saham seperti ini bisa dipertimbangkan sebagai opsi awal untuk pemula yang baru belajar berinvestasi.
Saham lapis dua (second liner)
Ini adalah saham perusahaan yang cukup stabil tapi skalanya di bawah blue chip. Harga per lembarnya biasanya lebih murah, sehingga cocok buat investor pemula yang modalnya terbatas tapi tetap mau pilih emiten berkinerja baik.
Saham lapis tiga (third liner)
Harganya sangat murah, bahkan bisa di bawah Rp100 per lembar. Tapi hati-hati, karena resiko di saham jenis ini biasanya jauh lebih besar. Cocoknya untuk belajar atau kalau kamu memang berani ambil resiko tinggi.
Tipsnya, jangan hanya tergiur harga murah. Sebelum beli, pastikan untuk menilai kondisi perusahaan melalui laporan keuangan, arah pertumbuhan bisnis, sampai faktor sentimen pasar yang memengaruhi harga saham. Karena percuma beli saham yang super murah kalau ternyata perusahaannya sudah “tidur” alias jarang aktif dan tidak jelas prospeknya.
Cara Investasi Saham Modal Kecil yang Aman bagi Pemula
Nah, bagian ini yang paling penting. Tidak masalah kalau mulai dengan modal terbatas, yang penting tahu trik supaya investasinya tetap aman. Ini beberapa langkah yang bisa kamu ikuti:
Mulai dari modal kecil tapi rutin
Anggap saja seperti nabung. Contohnya, kamu bisa menyisihkan Rp100 ribu tiap bulan buat beli saham yang sama. Lama-kelamaan jumlah kepemilikanmu jelas akan bertambah banyak. Strategi ini dikenal dengan istilah dollar cost averaging (DCA), yaitu membeli saham secara berkala tanpa terlalu memikirkan naik-turunnya harga harian.
Contoh: kalau kamu beli saham bank besar seharga Rp1.000 per lembar, setiap bulan beli 1 lot, setelah setahun kamu sudah punya 12 lot. Kalau suatu saat harga saham tersebut naik menjadi Rp1.500 per lembar, otomatis nilai investasi yang kamu kumpulkan juga ikut meningkat, meski modal awalnya kecil.
Pilih sekuritas dengan biaya transaksi rendah
Setiap kali beli atau jual saham, ada biaya transaksi yang harus dibayar. Kalau modalmu kecil, biaya ini bisa terasa cukup berat. Jadi pilihlah perusahaan sekuritas yang kasih fee beli/jual rendah supaya tidak terlalu menggerus keuntunganmu.
Umumnya, perusahaan sekuritas membebankan biaya transaksi sekitar 0,15%–0,25% saat membeli, dan 0,25%–0,35% saat menjual saham. Kalau kamu modalnya terbatas, selisih kecil ini sangat berpengaruh ke hasil akhirnya.
Fokus ke saham blue chip dulu
Memang, saham murah itu menggoda. Tapi buat pemula, lebih aman kalau mulai dengan saham-saham blue chip yang fundamentalnya kuat. Misalnya perbankan besar, perusahaan telekomunikasi, atau konsumsi harian yang produknya jelas dipakai banyak orang. Umumnya, pergerakan harga pada jenis saham ini cenderung lebih stabil dibanding saham gorengan yang perubahannya tidak jelas.
Gunakan fitur tabungan saham atau reksa dana saham
Kalau kamu merasa masih bingung analisis saham, bisa juga mulai lewat tabungan saham atau reksa dana saham. Di sini, uang kamu akan dikelola oleh manajer investasi profesional. Jadi resikonya bisa lebih terkendali, dan kamu sambil belajar dulu.
Jangan mudah tergoda rumor atau pom-pom
Di dunia saham, banyak banget yang suka kasih rekomendasi tanpa dasar yang jelas. Jangan buru-buru ikut beli hanya karena ada yang bilang “ini saham bakal to the moon”. Biasakan untuk memeriksa data dan melakukan analisis sendiri, seperti melihat laporan keuangan perusahaan atau membaca berita resmi yang terkait.
Tetapkan tujuan investasi dari awal
Apakah kamu mau investasi saham untuk jangka panjang (misalnya persiapan pensiun, beli rumah, atau pendidikan anak), atau untuk trading jangka pendek cari cuan harian? Dengan tahu tujuan, kamu bisa atur strategi dan pilih saham sesuai kebutuhan.
Kalau tujuanmu jangka panjang, sebaiknya pilih saham dengan fundamental yang kokoh. Kalau tujuanmu trading, butuh keterampilan analisis teknikal dan kesiapan mental buat menghadapi fluktuasi harian.
Belajar analisis dasar
Tidak perlu langsung jadi ahli. Mulailah dari hal sederhana, misalnya paham istilah PER (Price Earning Ratio), PBV (Price to Book Value), dan laba bersih perusahaan. Dengan modal analisis sederhana saja, kamu sudah bisa lebih bijak memilih saham yang tepat.
Diversifikasi
Jangan taruh semua modal di satu saham saja. Meski kecil, lebih baik sebarkan ke 2–3 saham yang berbeda. Tujuannya biar kalau salah satu nilainya turun, masih ada yang menopang portofolio kamu.
Manfaatkan akun simulasi saham (stock simulator)
Kalau kamu masih ragu buat langsung pakai uang asli, coba manfaatkan fitur virtual trading yang biasanya tersedia di aplikasi saham atau sekuritas tertentu sebagai sarana latihan. Dengan ini, kamu bisa belajar beli-jual saham dengan uang virtual tanpa resiko kehilangan uang asli. Cocok banget buat pemula.
Belajar baca tren pasar dan berita ekonomi
Harga saham bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari laporan keuangan perusahaan, kebijakan pemerintah, nilai tukar rupiah, sampai isu global. Maka dari itu, biasakan baca berita ekonomi atau laporan resmi perusahaan. Dengan begitu, kamu bisa ambil keputusan lebih rasional, bukan cuma ikut-ikutan saja ya.
Jangan pakai uang darurat untuk investasi saham
Ingat, saham itu punya resiko. Jadi jangan sampai uang untuk kebutuhan sehari-hari atau dana darurat malah dipakai buat beli saham. Sebaiknya sisihkan dana khusus, misalnya dari sisa gaji bulanan atau bonus, sehingga kalau ada resiko rugi, hidup sehari-harimu tetap aman.
Belajar psikologi investasi
Satu hal yang sering dilupakan adalah mentalitas dalam berinvestasi. Tidak jarang investor pemula merasa panik pas harga saham lagi turun sedikit dan akhirnya buru-buru buat jual rugi. Padahal saham itu wajar naik-turun setiap hari. Kuncinya, jangan emosional, tetap pegang tujuan jangka panjang, dan jangan gampang terprovokasi.
Ikut komunitas investor pemula
Belajar bareng biasanya lebih seru. Ada banyak komunitas saham pemula di media sosial, forum, atau grup sekuritas. Dari sini kamu bisa dapat pengalaman secara nyata, berbagi tips, sampai ikut kelas gratis untuk memperdalam ilmu investasi.
Kesimpulan
Investasi saham sekarang sudah jauh lebih ramah di kantong. Berapa modal minimal untuk berinvestasi saham? Jawabannya, bisa mulai dari 100 ribu rupiah saja. Bahkan ada saham yang lebih murah lagi, meski tentu perlu tetap hati-hati, karena harga murah tidak selalu berarti bagus, jadi penting untuk seleksi dengan benar.
Yang terpenting, jangan tunggu sampai punya modal besar baru mulai. Justru dengan mulai dari kecil, kamu bisa belajar sambil jalan, mengasah mental, dan membangun portofolio sedikit demi sedikit. Perlu diingat, kunci sukses berinvestasi saham tidak terletak pada seberapa besar modal awal yang dimiliki, melainkan pada konsistensi dalam mengatur serta menambah investasi tersebut secara bertahap.
Artikel Terkait
Lihat Semua25 September 2025
Cara Investasi Reksadana untuk Pemula agar 'Cuan' Maksimal!
Yuk pahami pengertian reksadana lebih dalam, apa saja jenis-jenisnya, keuntungan, resiko, sampai langkah-langkah dalam berinvestasi reksadana untuk pemula agar nanti kamu bisa memulainya dengan strategi yang tepat.
EEditor Hartaku
Content Writer
26 September 2025
Jenis dan Manfaat Investasi Obligasi, Pahami Agar Cuan Banyak!
Ini jenis dan manfaat investasi obligasi yang penting diketahui. Jika paham auto cuan.
EEditor Hartaku
Content Writer