Jenis dan Manfaat Investasi Obligasi, Pahami Agar Cuan Banyak!
Ini jenis dan manfaat investasi obligasi yang penting diketahui. Jika paham auto cuan.
Editor Hartaku
Content Writer
26 September 2025

Sebelum mengetahui manfaat dari investasi obligasi, ada baiknya Anda memahami terlebih dahulu apa itu yang dimaksud obligasi. Mengutip jurnal berjudul, obligasi merupakan surat tanda bukti utang yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan.
Tanda bukti tersebut akan diserahkan kepada seorang pemegang dengan imbalasan sejumlah bunga yang sudah disepakati. Sebuah obligasi mempunyai nilai beserta bunga.
Obligasi pertama kali dikeluarkan di Indonesia pada masa VOC tahun 1623. Obligasi adalah istilah yang sangat erat dengan dunia keuangan.
Obligasi juga merupakan pernyataan utang dari yang menerbitkan obligasi kepada pemegang obligasi. Sebuah perusahaan biasanya berani menjual obligasi jika telah mempunyai reputasi yang baik.
Adapun sebab perusahaan menerbitkan obligasi umumnya dikarenakan mereka tengah membutuhkan dana dalam jumlah besar. Tak seperti ond lain, obligasi punya jangka waktu jatuh tempo yang lama yakni sekitar 5-20 tahun.
Oleh karena itu, perusahaan kecil terhitung sulit menerbitkan obligasi karena termasuk hutang jangka panjang. Hanya perusahaan besar dan sustainable yang bisa mengeluarkan.
Jenis-Jenis Obligasi
Mengutip laman Binus University, berikut adalah beberapa jenis obligasi yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari:
1. Secured Bonds atau obligasi terjamin
Obligasi jenis ini dijamin menggunakan aset tertentu milik penerbitnya, sehingga memberikan perlindungan tambahan bagi investor jika terjadi gagal bayar. Contoh dari secured bonds adalah Mortgage Bonds, yang jaminannya berupa properti fisik contohnya tanah atau gedung.
Contoh lainnya adalah Collateral Trust Bonds. Jenis obligasi ini dijamin oleh kepemilikan saham atau surat berharga lain dari perusahaan afiliasi atau anak usaha penerbit obligasi tersebut.
2. Unsecured Bonds
Obligasi ini bersifat tanpa jaminan aset tertentu. Hal terebut dikarenakan tidak ada agunan yang menjamin pembayaran.
Sehingga obligasi jenis ini umumnya menawarkan bunga yang cukup lebih tinggi sebagai upaya mengimbangi risiko. Contoh paling banyak diinvestasikan dari obligasi ini adalah Debenture Bonds.
Debenture bonds adalah surat utang yang hanya bergantung dengan reputasi serta kapasitas keuangan penerbit dalam membayar kembali kewajiban.
3. Term Bonds
Term Bonds mempunyai tanggal jatuh tempo tunggal. Artinya, seluruh pokok pinjaman bisa dilunasi pada tanggal tersebut.
4. Serial Bonds
Kemudian adalah Serial Bonds yang mempunyai jadwal pelunasan yang terbagi dalam beberapa periode. Jenis obligasi ini memungkinkan pembayaran pokok dilakukan secara bertahap.
5. Callable Bonds
Jenis obligasi ini akan memberi hak kepada penerbit agar bisa melunasi seluruh atau sebagian pokok utang dahulu meski belum jatuh tempo. Callable Bonds banyak dinilai menguntungkan penerbit, apalagi saat suku bunga pasar turun.
6. Convertible Bonds
Convertible Bonds adalah obligasi yang bisa dikonversi menjadi saham perusahaan penerbit dalam jangka waktu tertentu. Jenis saham ini memberikan opsi tambahan kepada investor untuk menjadi pemilik saham jika nilai saham naik. Di sisi lain, pemegang bisa sambil tetap menerima bunga seperti obligasi biasa sebelum konversi.
7. Deep-discount Bonds
Obligasi ini unik karena tidak memiliki bunga. Obligasi bisa dijual jauh di bawah nilai nominalnya.
Walaupun tidak memberikan pembayaran bunga secara berkala, investor akan menerima nilai nominal penuh ketika jatuh tempo. Sehingga menghasilkan keuntungan dari selisih harga beli dan nilai tebus.
8. Registered Bonds
Registered Bonds adalah obligasi atas nama individu atau entitas tertentu, sehingga transfer kepemilikan memerlukan proses administratif.
9. Bearer Bonds
Obligasi jenis ini adalah kupon yang tidak mencantumkan nama pemilik. Bearer Bonds bersifat dapat dipindahtangankan hanya dengan menyerahkan fisiknya.
10. Income Bonds
Jenis Income Bonds hanya membayarkan bunga. Hal itu terjadi jika perusahaan penerbit memperoleh laba.
11. Revenue Bonds
Revenue Bonds menggunakan pendapatan dari proyek. Selain itu, Revenue Bonds bisa bersumber khusus untuk membayar bunga obligasi tersebut.
Manfaat Investasi Obligasi
Investasi dalam obligasi merupakan salah satu pilihan yang banyak dipertimbangkan oleh investor, baik pemula maupun profesional, karena memberikan sejumlah manfaat yang signifikan. Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah, perusahaan, atau institusi lainnya sebagai bentuk pinjaman kepada investor, yang nantinya akan dibayar kembali beserta bunganya dalam jangka waktu tertentu.
Berikut adalah beberapa manfaat utama dari investasi obligasi:
1. Pendapatan yang Stabil dan Terprediksi
Salah satu keunggulan utama investasi obligasi adalah memberikan pendapatan tetap dalam bentuk kupon atau bunga secara berkala, misalnya per bulan, per kuartal, atau per tahun. Pendapatan ini relatif stabil dan bisa menjadi sumber pemasukan pasif yang sangat berguna, terutama bagi investor yang mengutamakan kestabilan arus kas, seperti pensiunan atau individu yang menghindari risiko tinggi.
2. Risiko Lebih Rendah Dibanding Saham
Secara umum, obligasi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan saham. Ini karena obligasi memberikan prioritas pembayaran lebih dulu apabila terjadi kebangkrutan pada penerbitnya.
Dalam hal ini, pemegang obligasi akan dibayar terlebih dahulu sebelum pemegang saham. Terlebih jika berinvestasi pada obligasi pemerintah, seperti Surat Utang Negara (SUN), risikonya tergolong sangat kecil karena dijamin oleh negara.
3. Diversifikasi Portofolio
Menempatkan dana pada obligasi dapat membantu investor melakukan diversifikasi investasi. Dengan menyebar investasi ke berbagai instrumen seperti saham, reksa dana, dan obligasi, risiko kerugian keseluruhan dapat dikurangi.
Saat pasar saham mengalami penurunan, obligasi cenderung lebih stabil atau bahkan menguat, sehingga mampu menyeimbangkan kerugian dari aset berisiko tinggi lainnya.
4. Pilihan Jangka Waktu yang Fleksibel
Obligasi tersedia dalam berbagai jangka waktu, mulai dari jangka pendek (kurang dari 1 tahun) hingga jangka panjang (di atas 10 tahun). Investor bisa menyesuaikan instrumen obligasi yang dipilih sesuai dengan tujuan keuangan masing-masing, baik untuk dana darurat, tabungan pendidikan, maupun persiapan pensiun.
5. Likuiditas yang Cukup Baik
Banyak jenis obligasi, terutama yang diterbitkan oleh pemerintah, dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. Artinya, investor tidak harus menunggu sampai jatuh tempo untuk mencairkan dana.
Jika diperlukan, obligasi bisa dijual kapan saja sesuai harga pasar, meskipun nilai jualnya mungkin berfluktuasi tergantung kondisi pasar dan tingkat suku bunga.
6. Perlindungan dari Fluktuasi Ekonomi
Obligasi bisa menjadi alat lindung nilai saat terjadi gejolak ekonomi. Saat pasar saham tidak stabil, obligasi cenderung menjadi tempat yang lebih aman bagi investor untuk menempatkan dananya.
Selain itu, beberapa obligasi pemerintah dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap inflasi, misalnya obligasi ritel Indonesia (ORI) atau Savings Bond Ritel (SBR).
7. Aksesibilitas untuk Investor Ritel
Saat ini, investasi obligasi semakin mudah diakses oleh masyarakat luas. Pemerintah dan platform digital telah mempermudah pembelian obligasi, bahkan dengan modal mulai dari Rp1 juta.
Ini menjadikan obligasi sebagai instrumen investasi yang inklusif dan ramah bagi investor pemula. Investasi obligasi bukan hanya menawarkan keuntungan finansial yang stabil, tetapi juga memberikan ketenangan dalam berinvestasi.
Dengan risiko yang relatif rendah dan manfaat jangka panjang, obligasi layak menjadi bagian penting dalam strategi keuangan yang sehat dan berkelanjutan.
Tips Memilih Perusahaan untuk Investasi Obligasi
Investasi obligasi perusahaan (corporate bonds) menjadi pilihan menarik karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding obligasi pemerintah. Namun, risiko yang lebih besar juga perlu diantisipasi.
Oleh karena itu, memilih perusahaan penerbit obligasi dengan cermat sangat penting. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda dalam menentukan pilihan yang tepat:
1. Periksa Kesehatan Keuangan Perusahaan
Sebelum membeli obligasi, pastikan Anda mengevaluasi laporan keuangan perusahaan penerbit. Fokus pada rasio utang terhadap ekuitas (DER), laba bersih, serta arus kas operasional. Perusahaan yang sehat secara finansial lebih mampu memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok obligasi tepat waktu.
2. Perhatikan Peringkat Obligasi
Peringkat kredit yang diberikan oleh lembaga pemeringkat seperti Pefindo atau Moody’s mencerminkan seberapa besar risiko gagal bayar. Pilihlah obligasi dengan peringkat minimal investment grade (seperti BBB atau lebih tinggi), karena itu menunjukkan tingkat kepercayaan pasar terhadap kemampuan bayar perusahaan.
3. Kenali Sektor Usaha dan Stabilitasnya
Pilih perusahaan dari sektor industri yang cenderung stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh gejolak ekonomi. Misalnya, sektor utilitas atau konsumsi seringkali lebih tahan terhadap resesi dibanding sektor properti atau komoditas.
4. Tinjau Riwayat Pembayaran
Lihat histori perusahaan dalam memenuhi kewajiban utangnya. Perusahaan yang konsisten membayar bunga dan pokok tepat waktu menunjukkan reputasi dan komitmen yang baik terhadap investor.
Dengan riset yang matang, Anda dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan dari investasi obligasi perusahaan.
Artikel Terkait
Lihat Semua25 September 2025
Cara Investasi Reksadana untuk Pemula agar 'Cuan' Maksimal!
Yuk pahami pengertian reksadana lebih dalam, apa saja jenis-jenisnya, keuntungan, resiko, sampai langkah-langkah dalam berinvestasi reksadana untuk pemula agar nanti kamu bisa memulainya dengan strategi yang tepat.
EEditor Hartaku
Content Writer
23 September 2025
Cara Investasi Saham Modal Kecil yang Aman Bagi Pemula, Mulai 100 Ribu
Mulai investasi saham sekarang tidak perlu nunggu modal besar. Cukup dengan Rp100 ribu, kamu sudah bisa jadi investor resmi di Bursa Efek Indonesia. Yuk pelajari caranya agar tetap aman dan cocok buat pemula!
EEditor Hartaku
Content Writer