Cara Investasi Reksadana untuk Pemula agar 'Cuan' Maksimal!
Yuk pahami pengertian reksadana lebih dalam, apa saja jenis-jenisnya, keuntungan, resiko, sampai langkah-langkah dalam berinvestasi reksadana untuk pemula agar nanti kamu bisa memulainya dengan strategi yang tepat.
Editor Hartaku
Content Writer
25 September 2025

Kini, banyak orang mulai tertarik untuk berinvestasi reksadana karena prosesnya sangat simple, fleksibel, dan berpotensi memberikan keuntungan yang cukup menarik. Kamu yang baru ingin memasuki dunia investasi, reksadana bisa jadi langkah awal yang sangat tepat, karena tidak memerlukan modal besar dan dikelola secara langsung oleh manajer investasi yang sudah profesional belasan tahun dalam bidangnya.
Dengan reksadana, kamu bisa menanamkan modal tanpa harus terus-menerus memantau pergerakan pasar. Sangat cocok buat pemula yang tidak punya cukup waktu tapi ingin tetap menanamkan modal demi memperoleh ‘cuan’ yang maksimal. Yuk simak lebih lanjut.
Apa Itu Investasi Reksadana?
Reksadana adalah cara berinvestasi di mana dana dari banyak orang dikumpulkan menjadi satu, lalu dikelola oleh manajer investasi yang sudah berpengalaman. Dana ini nantinya akan ditempatkan ke berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, atau pasar uang, dengan tujuan agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Kamu hanya perlu membeli unit reksadana, dan nilainya bisa naik atau turun tergantung hasil pengelolaan investasinya.
Reksadana sangat cocok untuk pemula karena tidak perlu memilih sendiri saham atau obligasi yang akan dibeli. Semua keputusan investasi dilakukan oleh manajer investasi yang sangat berpengalaman dalam mengelolanya. Dengan begitu, kamu bisa memanfaatkan waktu untuk aktivitas lain tanpa kehilangan peluang berinvestasi di pasar modal.
Jenis-Jenis Reksadana
Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang menempatkan dana investasimu pada instrumen jangka pendek, seperti deposito, sertifikat Bank Indonesia, atau surat utang yang waktu pelunasannya cepat. Jangka waktu investasinya umumnya kurang dari satu tahun, sehingga resikonya relatif lebih rendah dan sangat cocok untuk tujuan jangka pendek. Keunggulannya adalah likuiditas yang tinggi dan stabilitas nilainya, tapi imbal hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan jenis lainnya.
Reksadana Pendapatan Tetap
Jenis ini mengalokasikan sebagian besar dana ke obligasi atau surat utang jangka menengah hingga panjang. Potensi keuntungannya lebih tinggi dibandingkan dengan pasar uang, akan tetapi resikonya juga lebih besar. Investasi ini sangat cocok untuk kamu yang ingin menanamkan dana dalam jangka menengah dan mendapatkan hasil lebih tinggi dibanding hanya menabung biasa.
Reksadana Saham
Reksadana saham menginvestasikan sebagian besar dana pada saham perusahaan publik. Potensi keuntungan jangka panjangnya sangat tinggi, akan tetapi fluktuasinya juga besar, sehingga resikonya pun cukup tinggi. Jenis ini sesuai untuk investor dengan profil resiko yang agresif dan tujuan investasi di atas lima tahun.
Reksadana Campuran
Reksadana campuran menggabungkan investasi di saham, obligasi, dan pasar uang dalam satu portofolio. Tujuannya adalah menyeimbangkan antara potensi keuntungan dan tingkat resikonya. Investasi ini cocok buat kamu yang ingin ‘menyebar’ dana ke berbagai instrumen tanpa hanya terpaku pada satu jenis saja.
Keuntungan Investasi Reksadana
Berinvestasi di reksadana memberikan beberapa manfaat yang membuatnya menjadi sangat populer, terutama bagi pemula:
Dikelola oleh Profesional – Manajer investasi memiliki keahlian dan akses informasi yang luas untuk membuat keputusan yang tepat.
Diversifikasi Aset – Dana diinvestasikan ke berbagai instrumen untuk meminimalkan resiko kerugian.
Modal Terjangkau – Kamu bisa mulai berinvestasi dengan nominal kecil terlebih dulu, bahkan bisa mulai dari Rp10.000 saja di beberapa platform online.
Likuiditas Tinggi – Kamu bisa menjual unit reksadana dan mendapatkan uangnya kembali dengan cepat saat sedang membutuhkan dana.
Transparansi Informasi – Laporan kinerja reksadana dapat kamu cek secara rutin, jadi kamu tahu pasti bagaimana perkembangan investasinya.
Resiko Investasi Reksadana
Meskipun menawarkan banyak keuntungan, reksadana juga ada potensi kerugiannya. Ini yang perlu kamu pahami:
Resiko Pasar – Nilai investasi bisa turun kalau pasar mengalami penurunan.
Resiko Likuiditas – Dalam kondisi tertentu, pencairan dana bisa memakan waktu lebih lama dari biasanya.
Resiko Manajer Investasi – Kinerja reksadana sangat dipengaruhi oleh keputusan manajer investasi, jadi kalau strateginya kurang tepat, hasilnya pun bisa mengecewakan.
Resiko Inflasi – Nilai keuntungan bisa ‘tergerus’ kalau inflasi lebih tinggi daripada imbal hasil reksadana.
Cara Investasi Reksadana untuk Pemula
1. Tentukan Tujuan Investasi
Sebelum membeli reksadana, tentunya kamu perlu menetapkan tujuan yang jelas, seperti untuk pendidikan anak, dana pensiun, atau beli rumah. Tujuan ini akan menentukan jenis reksadana yang paling sesuai, jangka waktu investasi, dan toleransi terhadap resiko.
Lebih dari itu, tujuan investasi tidak hanya sebatas “ingin untung” atau “hanya menambah tabungan” saja. Supaya strateginya bisa tepat, tulislah apa tujuanmu secara spesifik. Misalnya, “mengumpulkan Rp100 juta dalam kurun waktu 5 tahun untuk DP rumah” atau “menyediakan dana pendidikan anak sebesar Rp200 juta dalam waktu 10 tahun.” Dengan tujuan yang jelas, kamu bisa menghitung seberapa besar dana yang harus kamu investasikan setiap bulannya dan jenis reksadana apa yang paling cocok untukmu.
Selain itu, tujuan yang terukur akan membuat kamu jadi lebih disiplin. Saat pasar sedang berfluktuasi, kamu jadi tidak mudah panik atau tergiur untuk mencairkan dana terlalu cepat, karena fokusmu tertuju pada target jangka panjang yang sudah kamu tetapkan sejak awal.
2. Pahami Profil Resiko
Setiap orang tentu punya tingkat kenyamanan yang berbeda-beda dalam menghadapi fluktuasi nilai investasi. Ada yang nyaman dengan resiko tinggi demi potensi ‘cuan’ yang besar, ada pula yang lebih suka resiko rendah walaupun hasilnya lebih kecil. Jadi, pahami profil resikomu terlebih dulu sebelum memilih produk.
Profil resiko biasanya dikategorikan menjadi tiga: konservatif, moderat, dan agresif.
Konservatif: Mengutamakan keamanan modal. Cenderung ke reksadana pasar uang atau pendapatan tetap.
Moderat: Siap menerima fluktuasi sedang demi imbal hasil yang lebih tinggi. Umumnya lebih ke reksadana campuran.
Agresif: Tidak takut fluktuasi besar demi potensi keuntungan yang maksimal. Pilihannya adalah reksadana saham.
Mengetahui profil resiko bukan hanya untuk menentukan jenis reksadana, tapi juga membantu mengatur ekspektasi. Misalnya, investor agresif sudah paham kalau nilai investasinya bisa turun drastis di tengah jalan, tapi mereka siap untuk tetap bertahan karena tujuannya adalah untuk jangka panjang.
3. Pilih Jenis Reksadana yang Tepat
Setelah mengetahui profil resiko dan tujuan investasi, pilih jenis reksadana yang paling sesuai. Contohnya, untuk jangka pendek, reksadana pasar uang jauh lebih tepat, sedangkan untuk jangka panjang, reksadana saham bisa jadi pilihan utama.
Banyak pemula yang tergiur dan langsung tertarik memilih reksadana saham karena imbal hasilnya cukup tinggi, padahal belum tentu juga sudah sesuai atau belum dengan kebutuhannya. Untuk jangka pendek misalnya menabung untuk liburan tahun depan, pilihan reksadana pasar uang akan jadi sangat tepat karena resikonya lebih rendah dan likuiditasnya lebih tinggi.
Sebaliknya, kalau tujuanmu adalah untuk mempersiapkan dana pensiun dalam 20 tahun mendatang, reksadana saham bisa jadi pilihan utama karena potensi pertumbuhan nilainya jauh lebih besar dalam jangka panjang. Tapi perlu diingat, pemilihan ini harus disesuaikan dengan toleransi resiko yang sudah kamu tentukan sebelumnya ya.
4. Gunakan Platform Investasi Terpercaya
Berkat teknologi yang sudah canggih, sekarang hampir semua transaksi reksadana bisa dilakukan secara online. Tapi, kamu masih perlu memastikan platform yang kamu gunakan sudah pasti terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau belum. Platform resmi biasanya menampilkan logo OJK dan sudah ada izin usaha yang jelas.
Cek juga fitur apa saja yang ditawarkan, contohnya seperti laporan kinerja rutin, simulasi berinvestasi, dan kemudahannya dalam melakukan pencairan dana. Beberapa platform bahkan sudah menyediakan fitur auto-debit yang membantu kamu bisa berinvestasi otomatis secara rutin sesuai tanggal yang sudah kamu tentukan setiap bulannya.
5. Mulai dengan Nominal Kecil
Bagi pemula, memulai dengan nominal kecil adalah langkah awal yang paling tepat. Seiring berjalannya waktu, nantinya kamu bisa menambah jumlah investasi karena sudah punya pemahaman dan kepercayaan diri yang cukup.
Mulai dari nominal kecil bukan berarti keuntunganmu juga kecil. Justru, ini jadi cara terbaik untuk belajar tanpa adanya paksaan atau tekanan. Misalnya, kamu bisa mulai untuk investasi hanya dengan modal Rp100 ribu per bulannya, lalu seiring meningkatnya penghasilan atau kepercayaan diri, kamu bisa tambahkan lagi jadi Rp500 ribu atau sampai Rp1 juta.
Strategi ini juga melatih kebiasaan berinvestasi secara konsisten. Konsistensi adalah kunci dalam berinvestasi reksadana, karena keuntungan akan lebih maksimal kalau kamu rutin menambah modal, terutama saat harga lembar investasi lagi turun-turunnya.
6. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Memantau bukan berarti mengeceknya secara terus menerus setiap hari ya, karena hal itu justru bisa bikin kamu jadi cemas dan malah overthinking. Cukup lakukan evaluasi setiap tiga atau enam bulan sekali saja. Saat memantau, perhatikan juga apakah kinerja reksadana masih sesuai dengan target? Bagaimana perkembangan nilai unitnya? Dan apakah ada perubahan strategi dari manajer investasi?
Kalaupun ternyata hasilnya tidak sesuai dari harapan dalam jangka waktu yang cukup lama, pertimbangkan untuk pindah dana ke produk lain yang lebih sesuai. Tapi ingat, jangan ambil keputusan secara mendadak hanya karena penurunannya sementara, atau karena pasar memang sedang bergerak naik-turun.
Tips Agar Investasi Reksadana Lebih Optimal
Gunakan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA) – Investasikan dana secara rutin dengan jumlah yang sama setiap bulannya, tanpa harus memikirkan naik-turunnya harga unit reksadana. Strategi ini akan membantu kamu dalam mengurangi resiko akibat fluktuasi pasar.
Reinvestasi Keuntungan – Kalau reksadana membagikan dividen atau imbal hasil, gunakan kembali untuk membeli unit baru agar nilai investasimu tumbuh jadi lebih cepat.
Diversifikasi Produk – Jangan cuma memilih satu jenis reksadana saja. Kombinasikan beberapa jenis untuk menyeimbangkan potensi keuntungan dan resikonya.
Tetap Update Informasi Ekonomi – Walaupun manajer investasi yang mengelola dana, memahami tren pasar akan membantumu membuat keputusan lebih tepat.
Kesimpulan
Investasi reksadana adalah salah satu cara paling mudah dan aman untuk memulai perjalanan investasi, khususnya bagi pemula. Dengan modal yang cukup terjangkau, diversifikasi aset, dan pengelolaannya dilakukan oleh manajer investasi profesional, reksadana memberikan peluang yang cukup menguntungkan dan resikonya pun masih tergolong wajar.
Kunci keberhasilan ada pada pemahaman dasar, penentuan tujuan yang jelas, kesesuaian profil resiko, pemilihan jenis reksadana yang tepat, dan juga konsistensi dalam berinvestasi. Dengan sabar dan disiplin, reksadana bisa jadi wadah yang sangat efektif untuk mencapai target finansialmu, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Artikel Terkait
Lihat Semua26 September 2025
Jenis dan Manfaat Investasi Obligasi, Pahami Agar Cuan Banyak!
Ini jenis dan manfaat investasi obligasi yang penting diketahui. Jika paham auto cuan.
EEditor Hartaku
Content Writer
23 September 2025
Cara Investasi Saham Modal Kecil yang Aman Bagi Pemula, Mulai 100 Ribu
Mulai investasi saham sekarang tidak perlu nunggu modal besar. Cukup dengan Rp100 ribu, kamu sudah bisa jadi investor resmi di Bursa Efek Indonesia. Yuk pelajari caranya agar tetap aman dan cocok buat pemula!
EEditor Hartaku
Content Writer